Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

HATI TERPAUT DENGAN MASJID

Selasa, 09 Desember 2025 | Desember 09, 2025 WIB Last Updated 2025-12-09T04:07:17Z

        


            Adakah sebuah bangunan yang lebih menarik perhatian setiap muslim selain bangunan yang dipergunakan untuk bersujud, beribadah dan menyembah hanya kepada Allah tanpa ada sekutu bagi-Nya dalam bentuk apapun dan siapapun? Tidak! Masjid –termasuk di dalamnya bangunan yang biasa disebut dengan mushalla, surau, langgar, dan sebutan lain yang bermakna sama—adalah satu-satunya bangunan yang katanya paling dicinta. Bagi setiap muslim, memang seharusnya demikian bahwa tidak ada kecintaan terhadap sebuah tempat sebagaimana kecintaan terhadap masjid.

        Kaum muslimin dengan yakin berkata bahwa dirinya mencintai masjid. sayangnya, cinta itu semestinya tidak sekedar kata belaka, tetapi ia butuh bukti yang nyata, perlu usaha yang menunjukkan rasa cinta itu. Mengatakan cinta kepada masjid, maka apa bukti cinta itu? Apakah dengan membangun masjid sudah disebut sebagai orang yang mencintai masjid? Apakah ketika nama kita terpampang di papan struktur organisasi sebagai pengurus takmir telah dianggap mencintai masjid? Tidak, karena cinta kepada masjid membutuhkan lebih dari sekedar itu.

        Jika hanya berkata sebatas cinta, semua orang bisa mengucapkannya, namun di saat mereka dituntut untuk membuktikannya, tak sedikit yang mampu mewujudkannya. Orang-orang yang mampu membuktikan cintanya kepada masjid adalah mereka yang hatinya terpaut dengan masjid. jika dekat, ingin selalu ada bersamanya. Jika jauh, hati selalu merindu untuk kembali padanya. Dan siapapun yang memiliki perasaan ini, niscaya akan menjadi orang yang berbahagia kelak. 

        Ya, berbahagialah setiap orang yang hatinya terpaut dengan masjid. Ketika semua manusia menghadapi suatu hari –di akhirat kelak—di mana tidak ada naungan kecuali naungan dari Allah, maka salah satu dari tujuh golongan yang mendapatkan naungan-Nya disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ

“... dan seorang yang hatinya terpaut ke masjid, ...”

Siapakah orang yang hatinya terpaut dengan masjid? Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (7/121) menjelaskan bahwa orang ini adalah orang sangat mencintai masjid dan selalu menetapinya untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Hamba yang hatinya terpaut dengan masjid adalah mereka yang suka berada di masjid, selalu berusaha memakmurkannya dengan berbagai ibadah dan kegiatan, menjaganya dalam keadaan yang sebaik-baiknya, dan menjaga hak-haknya. Rasa sukanya di masjid selalu ditunjukkan dengan senantiasa melaksanakan shalat secara berjamaah di masjid dan mengerjakan ibadah-ibadah lainnya sebagai bukti ketundukkan hati kepada Allah Ta'ala, serta menjaga keadaannya. Hatinya tak tenang jika menjumpai masjidnya dalam kondisi tidak bersih, lalu ia bergegas membuatnya menjadi bersih. Jika ada yang tidak layak atau yang membuat jamaah tidak nyaman, ia mengupayakan agar menjadi layak dan nyaman. Rasa cintanya kepada rumah Allah tersebut dibuktikan dalam wujud memperlakukannya dengan sebaik-baiknya. 

Orang yang hatinya terpaut dengan masjid adalah mereka yang tidak pernah melalaikan shalat jamaah di masjid. Orang ini memahami bahwa keutamaan shalat berjamaah di masjid besar dan istimewa sehingga ia tidak ingin melewatkannya. Di antara keutamaannya disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

“Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari) 

Keutamaan yang luar biasa seperti ini menjadikan fungsi masjid sebagai tempat untuk menguatkan amal shalih dan menggandakan pahala dari amal shalih. Shalat berjamaah di masjid dan shalat di rumah, keduanya sama-sama mengerjakan shalat, namun bila kita mengerjakan shalat wajib lima waktu berjamaah di masjid akan memperoleh manfaat yang jauh lebih besar, serta akan mendapatkan pahala yang jauh lebih banyak di bandingkan melakukannya di tempat selain masjid. 

Kesempatan memperoleh keutamaan dan keistimewaan semacam inilah yang tidak akan disia-siakan oleh setiap orang yang hatinya terpaut dengan masjid. Jika dia sudah mencintai masjid, maka niscaya Allah akan mencintainya. Jika Allah mencintainya, maka tidak ada nikmat yang lebih besar selain cinta Allah kepada hamba-Nya.

Cinta Allah bukan sekedar bagaikan perasaan seseorang kepada orang lain, tetapi cinta Allah lebih luas dan indah, karena mencakup keridhaan-Nya, rahmat-Nya, bimbingan-Nya, dan perlindungan-Nya di dunia dan akhirat. Siapa yang dicintai Allah, maka ia akan dibimbing dalam kebaikan dan dijaga dari kesesatan. Apakah kita tidak menginginkan mendapat cinta yang seperti ini?

Jika berharap cinta Allah, maka marilah berusaha mencintai-Nya, dan di antara bukti cinta adalah mendekatkan diri kepada yang kita cintai. Ketika kita mengaku cinta kepada Allah, maka di antara buktinya adalah mendekatlah pada rumah Allah hingga hati kita terpaut dengan masjid.

        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update